Powered by Blogger.

Saturday 13 February 2016

Tag: , , ,

TEROESIR




Jika orang bertanya kenapa aku menulis cerita ini , Seperti mengisahkan cerita hidup sendiri . Siapapun tokoh didalam cerita ini sudah pasti dia telah di rundundung kemalangan[1] sedari kecil. Dia bernama jamal dia seorang yatim piatu dan ia dibesarkan oleh pengasuhnya. dia seorang yang bercita-cita sebagai penulis sukses dia memiliki keinginan untuk menuntut ilmu ke tanah kelahiran ayahnya...
Jamal : "ma base saya ingin pergi ke padang tempat ayah saya dilahirkan saya ingin melihat tanah kelahiran ayah saya disana yang dikenal sangat indah dan ingin meneruskan tali silaturahmi dengan saudara ayah yang berada disana"
Ma base : "jangan nak mak takut nanti kamu tidak diterima oleh keluarga ayah mu yang ada di padang (dengan nada lirih ma base berbicara)
Jamal : "tak apa mak aku percaya pasti nanti di padang keluarga ayah akan menerima ku karena aku adalah seorang anak pendekar sutan kalau begitu aku pamit dulu"
Ma base : "nak ayah mu meninggalkan uang 1000 gulden sebelum ia meninggal dan meberikannya untuk memenuhi kebutuhan kita"
Jamal : "tak apa simpan saja oleh mak sebagian uangnya saya hanya membutuhkan beberapa ratus gulden untuk ongkos dan uang untuk bersekolah agama disana dan sebelum pergi saya akan berziarah ke makam ayah dan bunda terlebih dahulu"
Lalu jamal pun berangkat ke padang dengan menaiki kapal sesampainya disana ia langsung mengunjungi kerabat ayahnya dan berniat untuk tinggal disana sembari menuntut ilmu
Jamal : "Assalammualaikum..."
Mande jamilah : "waailaikummussalam.. siapa itu yang berkunjung kerumah malam-malam begini"
Jamal : "ini saya jamal dari Makassar, saya anak pendekar sutan... saya mencari mande jamilah"
Mande jamilah : "ya ini saya sendiri.. masuklah.. kenapa jamal berkunjung kemari apakah ada amanat dari ayah yang harus di sampaikan ? (Bertanya dengan sinis)
Jamal : "tidak ada mande hanya saja saya ingin bersilaturahmi kepada kerabat ayah yang berada disini"
Mande jamilah : "berarti lama jamal tinggal disini? Berarti harus berbicara kepada kepala adat di tempat ini." (Bertanya dengan nada sinis lagi)
Jamal : "mungkin saya dapat sedikit membantu" (menyodorkan beberapa uang kepada mande jamilah)
Mande jamilah : "bukan begitu jamilah kami hanya takut tidak bisa menjamu tamu" (mengambil uang yang diberikan oleh jamal)



Ke esokan harinya ia berkeliling dengan pak cik suami mande jamilah
Jamal : "subhanallah.. betapa idahnya tanah kelahiran ayah saya ini.."
Pak cik : "iya ini lah batipuh tanah kelahiran ayah mu, oh iya nanti malam akan di adakan pengajian di surau[2] apakah kau ingin mengikutinya”
Jamal : “iya pakcik saya mau”
Saat di perjalanan ia bertatap muka dengan wanita cantik bekerudung, tatapan mereka pun saling bertemu. tatapan wanita itu sangat hangat dan dalam sekali membuat Jamal terpana. senyumnya membuat jamal sedikit terpaku ole apa yang ia lihat, tapi itu tak berselang lama karena wanita itu menaiki delman dan lajunya cukup cepat yang membuat mereka terpisah. Jamal yang menanam rasa penasaran terhadap wanita itu pun bertanya kepada pak cik.
Jamal : "siapakah wanita cantik itu pak cik?"
Pak cik : "dia adalah khadijah dia seorang bunga desa , lambaian gunung berapi kecantikan alam batipuh kebanggan keluarga besar ,dia dan adiknya Arif adalah seorang yatim piatu, tapi sayangnya pak ciknya yang seorang pemuka adat di tempat ini melarangnya untuk dekat dengan pemuda mana pun dikampung ini."
Lalu pak cik mengantarkan jamal berkeliling kampung dan akhirnya menunjukan rumah kepala adat dikampung ini dan tempat itu juga rumah dari wanita yang membuatnya jatuh hati yaitu rumah khadijah.. khadijah yang sedikit terkejut melihat kedatangan Jamal dan pak cik di dekat rumahnya lalu mengintip dari jendela yang terbuka. Tak lama mak cik nya datang
Mak cik : "sedang apa kau. Apakau suka kepada anak pisang[3] itu. Dia adalah anak yang tak bersuku dan tak pasti asal-usulnya. Kau bisa kena marah oleh pak cik Datuk[4] mu jika ia tahu bahwa kau menyukai anak pisang itu." (walau pun mak cik sudah mengingat kan kepada Khadijah akan larangan untuk menyukai Jamal, tetap saja ia memerhati kan jamal dari selah di jendela dengan wajah yang sedikit memerah)
Pak cik & jamal : "assalammuailaikum..."(keduanya menyapa mak cik istri dari datuk pemuka adat di sini)
Mak cik : "waalaikumussalam.."



Malampun datang menjemput siang saat itu sedang hujan jamal baru saja pulang dari pengajian remaja kampung dan Khadijah pun baru saja pulang dari mesjid untuk sholat isya, ia bertemu dengan khadijah yang tiba terlebih dahulu di warung saat sedang hujan khadijah tidak bisa pulang karena dia tidak membawa payung untuk melindungi tubuhnya dan temannya upik banun dari terjangan hujan.
Banun : "khadijah lihat siapa yang datang, dia memandang dirimu terus Khadiijah”(sambil menyuruh khadijah melihat jamal yang datang ke warung tempat mereka berdua berteduh)


Banun : “bagaimana ini khadijah kita tidak bisa pulang nanti bisa terlambat tidur dan tidak bisa bersekolah bisa bodoh nanti kita khadijah, nanti semua orang dikampung berbicara bahwa upik banun dan encik[5] khadijah wanita yang bodoh" (berbicara dengan polosnya seperti sebagaimana wanita kampung lainnya dan sambil memberikan bahasa isyarat kepada jamal untuk meminjankannya payung yang di bawa oleh jamal)
Khadijah : "tidak lah teman , panas ada teduhnya , hujan pun ada redanya"(dia menjawab perkataan Upik banun sambil melihat hujan yang turun deras di depan matanya)

tanpa disadari upik banun yang semulanya berdiri disamping khadijah bergeser seidikt mundur Lalu jamal menghampiri khadijah , khadijah pun sedikit terkejut saat jamal ada disampingnya karena dia mengira upik banun ada di sampingnya.
Jamal : "pakailah payung ini encik nanti orang rumah risau kalau encik pulang larut malam"(sambil menyodorkan payung pada khadijah)
Khadijah : "bagaimana dengan ungku[6], bagaimana ungku akan pulang jika saya yang meminjam payung ini?"
Pemilik warung : "jangan menolak rezeki khadijah tak baik"
Jamal : "tak apa saya laki-laki saya berani untuk menginap di sini"
Pemilik warung : "pucuk di cinta , ulampun tiba. Menginap lah disini piring yang belum di cuci sudah setinggi gunung marapi" (sambil bercanda, pemilik warung berbicara dengan nada bercanda & khadijah pun tertawa kecil)
Lalu tiba-tiba saat percakapan yang sedang berlangsung Upik banun menyambar payang yang akan dipinjamkan oleh Jamal.
Upik banun: “Terimakasih Ungku, ayo cepat Khadijah kita pulang.”
setelah payung itu diterima oleh khadijah. lalu khadijah pun pulang bersama dengan upik banun yang sedari selesai isya terkurung hujan bersama khadijah. Lalu ia pun bergegas pulang kerumahnya
Khadijah :"kemana saya akan mengembalikan payung ini ungku?" (Menengokkan kepalanya ke belakang dan tersenyum ke pada jamal)
Jamal : "ke rumah mande jamilah saya tinggal bersamanya disana" (menjawab dengan hati yang senang karena senyuman itulah yang sedari tadi ia nantikan dari wanita ynag cantik itu.
Lalu sekali lagi khadijah menengokkan kepalanya kebelakang dan tersenyum kepada jamal , senyuman itu sangat menawan membuat hati siapa pun terpesona melihatnya.
Ke esokan harinya khadijah menyuruh adiknya untuk mengembalikan payung dan juga menitipkan sepucuk surat untuk dikirimkan kepada jamal, surat itu berisi ucapan terimakasih dari khadijah kepada jamal.
"Assalammualaikum ungku saya khadijah dan adik saya Arif mengucapkan terimakasih kepada ungku yang telah sudi merawat tubuh gadis yang belum ungku kenali dari hujan yang tidak hanya membawa basah tapi juga membawa berkah, sungguh beruntungnya saya yang di berikan kesempatan bertatap muka dan berbincang dengan ungku yang terkenal ramah dan baik hatinya semoga Allah selalu mengingat perbuatan baik ungku dan semoga saya bisa di berikan kesempatan lagi untuk berjumpa dengan ungku
Salam saya khadijah" -isi surat
Betapa senangnya hati jamal pria yang beruntung dapat berbalas surat dengan khadijah , lalu jamal pun menulis surat untuk khadijah. Sesudah ia menulis surat untuk khadijah , jamal lalu menunggu khadijah di jalan yang biasanya di lalui oleh khadijah. Wanita yang ditunggu oleh jamal pun datang dengan temannya sehabis mengambil air dari sungai.
Khadijah : "sedang apa ungku disini?" (Khadijah bertanya kepada jamal tanpa menatap wajahnya di karenan dia wanita yang mengerti agama dan pemalu)
Jamal : "saya sedang menunggu encik sedari tadi disini"
Khadijah : "Menunggu saya? Untuk apa ungku menunggu saya?" (Khadijah kembali bertanya tapi kali ini ia memberanikan diri untuk menatap mata Jamal yang penuh dengan harapan dan ketulusan)
Jamal : "saya hanya ingin memberikan ini" (lalu jamal menyodorkan sepucuk surat untuk khadijah dan pergi perlahan meninghalkannya)
Hati khadijah rasannya sangat senang dan bahagia mendapatkan surat dari jamal. Tak berselang lama Jamal langsung pergi dari hadapan Khadijah.
Jamal : “Assalammualaikum”
Khadijah : “Waalaikummussalam”
“bergetar rasanya tangan ku saat ku pegang pena ini. Hatiku rasanya sangat bahagia saat bisa kukirimkan surat ini kepada dirimu, susah rasanya untuk menuliskan kata-kata tapi saat ku pegang pena ini tak ingin berhenti rasanya menuliskan semua yang ada di dalam fikiran ku. Di Makassar aku dianggap orang Padang, Sedangkan di Padang aku dianggap orang Makassar...” –isi surat.
Saat malam harinya sesudah pengajian selesai jamal mendatangi sekumpulan temannya yang saling bercerita tetapi begitu sedihnya hati jamal saat ia di usir oleh temannya
Udin : "apa yang sedang kamu lakukan jamal ini perkumpulan orang minang saja, sedangkan kau bukan orang minang, Pergi sana!"
Lalu dengan hati yang sedih jamal pun pergi tidur tidak jauh dari tempat temannya tadi..

Ke esokan harinya saat ia sedang menulis hikayah dan karangan bola yang dimainkan anak-anak mengenai kakinya, lalu ia pun melemparkan bola itu kembali ke anak-anak itu. Tapi tak satu pun dari mereka ada yang berterimakasih kepada Jamal. Hal itu membuat hati Jamal terasa sedih

“Awamnya tak pantas aku mengirimkan surat kepada mu, Tapi aku percaya mata yang tulus dan tangan yang halus penuh dengan keindahan itu itu tak akan sampai mengecewakan hati ku ini. Dan aku mempercaiyai itu, Khadijah mau kah kau menjadi teman ku ini yang terbuang dan tak dianggap oleh banyak orang ini, saya mengirimkan surat ini tak untuk dibalas.” –isi surat (Jamal mencurahkan isi hatinya yang sangat sedih kepada Khadijah)  

Lalu hari demi hari sudah berlalu tidak terasa sudah 4 hari khadijah dan jamal tidak bertemu dikarenakan jamal yang selalu menyendiri di tepi danau untuk menulis karangan dan hikayat. Lalu jamal menaiki rakit untuk pulang saat hari sudah menjelang sore merekapun bertemu di tepi danau itu.

Upik banun: "lihat khodijah siapa yang datang(ia menunjuk ke arah jamal & khadijah pun sedikit menunggu kedatangan jamal dan menyapanya)
Khadijah : "sehabis dari mana ungku? , sudah 4 hari ini kita tidak bersua[7]"
Jamal : "aku di seberang danau itu , disitu tempat aku biasa menulis karangan dan hikayat. Maaf kan saya Khadijah, saya hanya takut.”
Khadijah : "Takut akan apa ungku, apakah ungku takut akan surat yang ungku kirimkan kepada saya yang indah dan isinya sampai menggetarkan hati itu. maaf ungku saya tidak bisa membalas semua pesan yang indah yang ungku berikan kepada saya"
Jamal : "tak apa khadijah saya pun tidak meminta balasan surat dari mu. Saya hanya meminta agar kau tidak mengecewakan hati yang belindung kepadamu ini (khadijah pun tersenyum malu saat jamal berbicara begitu lembut kepadanya)
Setelah ber bincang-bincang berapa lama lalu mereka pun berpisah di sorenya hari..




"Khadijah, saya ingin berkata sejujurnya kepada dirimu. Saya telah jatuh hati terhadap mu, saya pun ingin kau menjadi teman ku untuk hidup berdua dan mendampingi ku menjalani hidup ini. maaf kan jika saya lancang, memang saya adalah anak terbuang dan yatim piatu, tapi tak ada orang yang hatinya setulus saya, karena hati saya ini telah dicuci oleh air mata penderitaan sedari kecil" -isi surat
Pada sore hari yang cerah jamal dan khadijah bertemu di tepi sungai yang indah.
Khadijah : "sehabis darimana ungku?"
Jamal : "saya sehabis dari rumah anwar, teman pengajian ku, kamu sendiri sehabis dari mana ?"
Khadijah : "saya sehabis mengambil air dari sana"
Jamal : "bagaimana jika saya bantu membawakannya?"
Khadijah : "tidak perlu ungku saya bisa sendiri , sekarang hari sudah sore saya pulang dahulu ya, sampai bertemu esok hari. assalammualaikum"
Jamal : “iya, Waalaikummussalam”

Tanpa mereka sadari datuk pemuka adat melihat mereka berdua sedang berbicara berdua. Itu sangat membuatnya kesal dan bertanya pendapat kepada kedua datuk lain untuk mengatasi hal ini.
Datuk elok : "kita tidak dapat membiarkan anak pisang itu mendekati khadijah itu akan menyebabkan fitnah dimana-mana, anak pisang itu bisa membuat kita malu."
Datuk garang : " bagaimana jika kita tempuh dengan jalan kasar , kita suruh preman untuk menghabisinya"
Datuk : "CUKUP Datuk garang jangan gegabah , masalah ini bisa di selesaikan secara baik-baik kita akan membicarakannya dari hati ke hati"
Lalu datuk menjelaskan kepada Jamal bahwa Jamal tidak pantas untuk khadijah jika niat Jamal memang untuk belajar datuk menyuruh jamal pergi ke padang panjang untuk meneruskan niatnya itu..

Khadijah pulang dari sehabis mengambil air dari sungai lalu datuk memintanya untuk berbicara kepada khadijah

Datuk : "datuk sudah menyuruh jamal untuk pergi dari kampung ini"
Khadijah : "tapi kenapa datuk--"(Khadijah mengis sampai terisak-isak
Datuk : "terlalu banyak fitnah antara kalian berdua, membuat datuk sangat malu" (Berbicara dengan nada tinggi yang membuat khadijah tersentak)
Khadijah : "tapi cinta kami berdua sangat suci, dia juga telah melewati jalan yang lurus dia berniat mengajak khadijah untuk menikah, kenapa datuk begitu tega sampai membunuh Jamal, sama saja datuk membunuh keponakan datuk sendiri Khadijah."
Datuk : "tidak Khadijah nanti pasti kau akan menyadarinya dan akan berterima kasih kepada pak cik mu ini, karena aku lebih dahulu merasakan betapa pahitnya hidup karena itulah diriku dijadikan sebagai pemuka adat dan hubungan mu dengan jamal tetap tidak bisa di izinkan jamal itu anak pisang, ibunya orang bugis dia tidak memiliki suku jadi dia tak boleh menikahimu, selama gunung marapi masih berdiri adat disini tidak akan lapuk oleh panas dan tidak akan luntur oleh hujan”

Mande jamilah : "pergilah nak ke padang panjang , disana ada mande jarinah dia seorang guru agama disana berguru padanya , disini sangat berbahaya karena banyak anak muda yang berniat jahat kepada mu"

Lalu jamal pun pergi dengan sejuta kesedihan di dalam hatinya , jiwanya yang memberontak karena dia harus meninggalkan wanita yang disayanginya

Saat sore hari mereka bertemu di tepi danau yang indah itu adalah pertemuan mereka yang terakhir kalinya.

Jamal : “Bagaimana kau bisa berada disini?”
Khadijah : “disini adalah tempat kau biasa menulis karangan dan hikayat.”
Jamal : “Khadijah, harapanku yang tadinya sudah ingin terbenam bersama matahari sekarang kembali terbit karena dirimu datang disini.”
Khadijah: “Janganlah sesekali kau bersedih ungku. Biarkan ku panggil nama mu untuk yang terakhir kalinya ‘Jamal’ , cinta itu bukan menghancurkan pengharapan, membuat kesedihan dan membuat kita putus asa tapi cinta itu memberi kita pengharapan dan kebahagian. Jadi berangkatlah kekasih hati ku carilah kebahagian kita dan aku akan menunggu mu.”(khadijah berbicara terisak tangis begitupun jamal)







Khadijah : “aku akan Bersumpah dengan disaksikan oleh tuhan dan arwah nenek moyang ku—“
Jamal: “tingginya sumpah mu itu.”
Khadijah : “Ini semua adalah hati yang yang telah dipenuhi cintaku kepada mu Jamal kekasih hati ku. Aku akan menunggu mu walaupun itu samapi 1 tahun, 2 tahun atau 10 tahun walaupun sampai tanah batipuh ini musnah kau baru datang perasaan ku kepada mu tak aka pernah berubah samapai kapan pun.”(berkata sembari tersenyum getir kan kenyataan yang harus ia hadapi saat ini)
Jamal : “Kalau begitu berikan lah aku azimat untuk mendampingi diriku yang insyaallah akan ku bawa bersama kain kafan ku saat diriku mati nanti. Berikanah kepada ku apapun itu walau pun itu tak mahal bagimu tapi itu sangat lah berharga bagi ku.”
Khadijah


Bersambung...

CINTA AKAN MEMPERTEMUKAN MEREKA KEMBALI KARENA KITA TIDAK TAHU BETAPA BESARNYA CINTA MEREKA CINTA ANAK MANUSIA YANG SANGAT TULUS TERSEBUT

KISAH DARI CERITA INI AKAN SAYA TERBITKAN MINGGU DEPAN DENGAN JUDUL 

"KEMANA SAYA HARUS PULANG"

TERIMAKSIH SUDAH MEMBACA KISAH INI 

KISAH INI TERINSPIRASI DARI NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJK KARYA BUYA HAMKA TAHUN 1938








[1]   Penderitaan , kesedihan.
[2]   Mesjid
[3]   Orang yang blasteran atau orangtuanya yang berbeda daerah
[4]   Gelar pemuka adat
[5]   Panggilan kepada kawan wanita atau orang lain
[6]   Panggilan kepada kawan lelaki atau orang lain
[7]   Bertemu 

About Unknown

Hi, My Name is Hafeez. I am a webdesigner, blogspot developer and UI designer. I am a certified Themeforest top contributor and popular at JavaScript engineers. We have a team of professinal programmers, developers work together and make unique blogger templates.

 

Follow Me On Instagram